Jika berwisata ke Pulau Lombok, jangan lupa luangkan waktu untuk singgah ke Pulau Sumbawa. Dari Lombok hanya perlu melakukan perjalanan laut dari Pelabuhan Kayangan di Kabupaten Lombok Timur ke Pelabuhan Poto Tano di Kabupaten Sumbawa Barat di Pulau Sumbawa. Perjalanan melewati Selat Alas tidak begitu lama. Dengan jarak 29 mil laut atau 46,6 kilometer, waktu tempuh yang dibutuhkan hanya 2 jam dengan kapal biasa dan 40 menit dengan kapal cepat. Dari pelabuhan ini tidak perlu mengeksplorasi seluruh Pulau Sumbawa yang terdiri dari 5 kabupaten. Cukup di Kabupaten Sumba Besar yang paling dekat dengan Lombok, kita sudah bisa menikmati berbagai tempat berlibur anti mainstream yang menciptakan komentar di media sosial.
Di Kabupaten berjuluk Tana Intan Bulaeng artinya tanah intan atau emas, wisatawan dapat menemukan beragam keseruan. Dari menikmati negeri di atas awan, mandi di air terjun, menaiki peralayang, tubing di sungai berbatu, hingga menaklukkan ombak. Di Bukit Mantar menawarkan pesona pemandangan negeri di atas awan. Lokasinya berada di Desa Mantar, Kecamatan Poto Tano, dengan ketinggian 600 meter di atas permukaan laut (mdpl). Pada pagi hari, lokasi ini menyajikan pemandangan matahari terbit yang menakjubkan. Dari puncak ini bisa melihat Pulau Lombok dengan puncak Gunung Rinjani yang menjulang serta pemandangan perkebunan nan hijau. Di bukit ini kita juga bisa melakukan aktivitas seru pelepas segala penat yaitu paralayang. Landasan Paralayang Mantar merupakan salah satu spot terbaik dunia selain di Palu, Sulawesi Tenggara. Pada 18-24 Juli 2017 lalu di lokasi ini pernah diadakan ajang Mantar Paragliding XC Open yang mempertemukan atlet lokal dan mancanegara dari perwakilan Asia hingga Eropa.
Di Mantar, kita bisa menikmati sensasi terbang tendem dengan biaya 500.000 rupiah sekali terbang selama 15 menit. Selain itu pesona desa ini termasuk budaya dan rutinitas keseharian warga setempat yang berprofesi sebagai penyuling emas, adalah cerita lain dari Mantar. “Para tamu yang berkunjung juga bisa menginap di rumah penduduk termasuk untuk makan dan minum para wisatawan. Warga juga bisa menyuguhkan kuliner khas Mantar,” ucap Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sumbawa Barat, H Taufiqurrahman. Sementara itu di Desa Jereweh, Kecamatan Jereweh, terdapat air terjun bernama Ai Kalela. Air terjun ini memiliki bentuk yang bisa dibilang unik. Kekhasan yang terlihat adalah tebing batu yang berundak-undak tersusun secara alami dengan indah. Bebatuan berukuran besar yang berwarna abu-abu tersebut semakin cantik oleh akar-akar pohon besar yang menjuntai. Keunikan berikutnya dari air terjun ini berupa aliran dengan debit yang tidak begitu deras namun sangat jernih. Sementara itu kolam alami di bawahnya memiliki bewarna hijau toska. Tidak heran tempat ini menjadi arena mandi, berenang dan bermain air. Jangan lupa untuk mengabadikan momen-momen berada di air terjun yang berjarak 21,3 kilometer dari Kota Taliwang, ibu kota Kabupaten Sumbawa Barat. Sedangkan saat berkunjung ke Desa Mereten, Kecamatan Alas, Sumbawa barat, yang lokasinya kurang lebih 5 kilometer dari jalan utama Kota Alas, kita bisa melakukan aktivitas di sungai dengan seru dengan cara tubing di Sungai Ai Kele.
Tubing adalah aktivitas menyusuri sungai di atas ban dalam dalam sambil menjaga keseimbangan agar tidak jatuh. Serunya lagi peserta harus melewati setiap bebatuan yang menghalangi.
Tim Sagara (Saketok, Agal, Sebra) yang menyediakan dan mengelola fasilitas menawarkan aktivitas tubing tersebut bagi wisatawan. Kita bisa menentukan pilihan rute tubing mulai dari 1,5 hingga 2 kilometer, menyusuri aliran sungai yang memiliki arus yang deras meski sempit dan bebatuan.
Wisata Pantai
Keseruan belum berakhir. Bagi yang ingin menikmati ombak pantai yang menghadap selatan, kita bisa datang di Pantai Tropical. Pantai ini telah dikenal oleh pelancar dunia karena ombaknya yang tinggi dan tidak mudah pecah serta sepi dari aktivitas wisatawan umum. Berada di Desa Sekongkang Bawah, Kecamatan Sekongkang, pantai itu berjarak sekitar 45 kilometer. Perjalanan ke lokasi itu bisa ditempuh menggunakan kendaraan pribadi dengan waktu perjalanan 1,5-2 jam. Jalan yang berkelok-kelok dengan pemandangan hijau sebelum sampai di pantai tersebut merupakan hiburan tersendiri.
Aktivitas wisata di Pantai Tropical tak bisa dilepaskan dari keberadaan penambangan emas dan tembaga yang dilakukan PT Newmont Nusa Tenggara di wilayah Sekongkang. Dulunya yang berwisata ke sini hanya warga negara asing yang bekerja di Newmont. Adanya penginapan yaitu Tropical Beach Resort2001 membuat pantai ini bertambah ramai oleh wisatawan khususnya peselancar. Pantai Tropical biasanya ramai pada Maret-Oktober, saat ombak tinggi. Pada hari-hari tertentu, saat bulan purnama, wisatawan tak hanya berselancar di pagi atau sore hari, tetapi juga malam hari, karena visibilitasnya memungkinkan.
Bagi peselancar pemula, rekomendasi surfing yang pas adalah di Pantai Maluk yang menghadap Selat Alas, tepatnya berada di Desa Maluk, Kecamatan Jereweh. Pantai yang tidak langsung menghadap samudra ini, ombaknya relatif kecil namun tidak mudah pecah sehingga cocok untuk belajar. Ombak di Pantai Maluk dijuluki sebagai Super Suck karena tingginya yang bisa mencapai dua meter. Di sini kita bisa belajar surfing karena ombak akan pecah sebelum sampai di tepi pantai. Untuk yang tidak ingin berselancar, kita bisa tetap berenang di pinggir pantai dengan aman. Bulan Juni-Agustus, tempat ini ramai dipadati para surfer dunia.
koran-jakarta.com/aktivitas-sejuta
-kesan-di-tana-intan-bulaeng